Salam Lestari..
#eciyeee
Seperti biasanya, perjalanan dimulai dari bandung, dari kampus Ini Tjuma Bandung, kami berangkat bertujuh, dengan dua orang wanita. Setelah repacking dan berkumpul di depan kampus kami menggunakan angkot Chaeum-Ledeng menuju terminal Cicaheum (Rp5000,-/orang), kemudian menggunakan bus Budiman jurusan Bandung-Wonosobo keberangkatan jam 5 sore dengan ongkos Rp85.000,-
Sekilas tentang Gunung Sumbing, gunung ini merupakan gunung api aktif bertipe stratovulcano seperti kebanyakan gunung api di Indonesia, dengan ketinggian puncak berada pada 3.371mdpl. Secara administratif gunung ini berada di perbatasan tiga Kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.
Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi ketiga di pulau Jawa setelah gunung Semeru, dan gunung Slamet. dan jadi yang kedua di Jawa Tengah stelah gunung Slamet. Gunung Sumbing memiliki kembaran, yaitu Gunung Sindoro dengan ketinggian yang tidak beda jauh, dan terdapat jalan raya yang membelah keduanya, persis seperti gambar ketika kita SD dulu,.. itu loh...
Sumber: portal.temanggungkab.go.id
Berdasarkan informasi dari mamang wiki
gunung Sumbing ini terakhir meletus (kaya balon, meletus) pada tahun 1730 (masehi tentunya). letusan ini mungkin cukup hebat karena letusan inilah yang menyebabkan kawah gunung ini ;sumbing' atau sobek di sisi timur, dan inilah asal muasal nama "sumbing".
gunung sumbing tampak dari basecamp
Kami sampai di basecamp Garung sekitar jam 8.30 pagi, foto-foto dulu, cek perlengkapan, pemanasan, dan daftar tentunya.. tiket masuknya Rp15.000,- /orang kalau tidak salah. dan kami baru memulai pendakian sekitar jam 9.15 pagi..
Medan pembuka adalah perkampungan, jalan kampung berbatu, sekitar 30 menit baru keluar perkampungan, terdapat sungai musiman di sisi jalan, hutan pinus, dan kebun masyarakat (mayoritas tembakau). Medannya cukup landai, namun panjang..
Kondisinya kami mendaki disaat musim kemarau, jadi walaupun masih pagi, terik sudah terasa, gersang, dan berdebu.
view belakang kami adalah gunung sindoro
Sekitar jam 11an kami sampai di pos 2. namun karena masih 1 jam lagi tengah hari, jadi kami lanjutkan perjalanan saja..
Daaan, begitu jam 12 siang, kami putuskan untuk mencari shelter (tempat aman, rata, nyaman) untuk beristirahat, sholat, dan makan..
dan sekitar jam 13an kami melanjutkan perjalanan.
oiya, vegetasi di gunung ini sama seperti gunung di Jawa Timur lainnya, di bawah banyak perkebunan masyarakat, hutan pinus, kemudian terdapat sabana atau padang rumput, ilalang, dan di atas hutan perdu atau edelweis.
ada untungnya juga mendaki pada musim kemarau, ada spot foto alay nih, di ilalang-ilalalng, dan ini luaaaas banget.. luas luas luass banget..
mungkin pada musim hujan bukit ini seperti bukit teletabis yg hijau dengan rerumputannya, dan pada musim kemarau, jadi coklat kering begini deh.
Sekitar jam 15an kami sampai di tempat yang terbuka, punggungan gunung, kering, berdebu. jika kesini musim kemarau sangat disarankan membawa masker. Kalau tidak salah ini pos 3 namanya Pestan. disini bisa buanyak mendirikan tenda, namun siap2 pada malam hari bertemu angin gunung, karena tempatnya terbuka sekali..
itu puncaknya? bukaaan, itu hanya punggungan yang lain. hoho
ketika sampai "situ" masih ada punggungan berikutnya, berikutnya, berikutnya, baru keliatan puncak yg sebenarnya.
sekitar jam 16.30 sore, kami memutuskan untuk mencario shelter, setelah pestan dan sebelum pos 4 Pasar Watu, karena saya coba duluan ke depan, namun pos 4 masih belum terlihat (jaaauh). akhirnya kami putuskan untuk berhenti.
Alhamdullillah cerah, dan dapat sunset di tempat ini...
yeay!sekitar jam 18.00 kami mulai memasak, dan jam 20an kami putuskan untuk mulai beristirahat, tidur, agar subuhnya, bisa melanjutkan perjalanan ke puncak untuk mengejar sunrise.
Sekitar jam 3 dini hari kami melanjutkan pendakian ke puncak dengan hanya membawa 1 tas carrier, tenda dan lain sebagainya kami tinggal. Tentunya carrier yg kami bawa berisi makanan, bahan makanan, ponco, air, p3k, dan keperluan darurat lainnya , seperti tisue.
Sekitar jam 5an pagi, alhamdullillah kami sampai puncak gunung Sumbing, ini ditandai dengan tidak ada lagi punggungan di depan, dan puncak ini juga merupakan bibir kawah, jadi langsung menghadap si sumbing.
seperti biasa, tidak ketinggalan, topotoo..
Puncak gunung Sumbing memiliki nama puncak Hobbit. entah ini nama darimana, kami tau ini dari yaaa plang yg ada tertulis begitu.
foto-foto di puncak gunung Sumbing dengan bacground gunung Sindoro, suatu saat harus kesana, ya, ke Sindoro.. foto-foto dengan background gunung Sumbing. balas dendam. haha
Kami sempatkan untuk sholat subuh di puncak. luarrr biasa dinginnya.
kami juga sempatkan masak mie di puncak, cepat kali nih mie dinginnya, dan sekitar jam 7 pagi kami putuskan untuk turun dari puncak..
perjalanan turun, masih nemu spot bagus buat foto dengan background gunung Sindoro
banyak edelweis juga...
masih menikmati pemandangan gunung Sindoro sambil turun dari puncak
dan sekitar jam 9 pagi kami sampai di tenda kami, langsung masak nasi, sambil menunggu yang masih turun. Sekitar jam 10 kami mulai packing dan siap-siap turun ke basecamp Garung lagi..
Sekitar jam 14.00 kami sampai di basecamp Garung, perjalanan turun yang cukup cepat.. kami beristirahat sebentar, bersih-bersih, mandi, lapor, jajan...
jadi total lama perjalanan naik 8 sampai 9 jam, dan turun sekitar 5 sampai 6 jam..
kemudian sekitar jam 15 kami mulai mencari angkutan umum untuk ke terminal bus Wonosobo, dengan menaiki bus 3/4 (Rp20.000,- /orang). Sekitar jam 16.30 kami sampai di terminal bus Wonosobo, kami langsung memesan tiket bus Budiman ke Bandung keberangkatan jam 18.00. sehingga kami masih punya waktu untuk istorahat, beli oleh-oleh (carica dan purwaceng) dan makan mbasoo depan terminal..
Basonya enak, murah, rekomended bagi yg baru turun gunung, tepat di seberang gerbang terminal wonosobo..
jam 18.00 kami berangkat dari Wonosobo menggunkan bus Budiman 86rb, dan sekitar jam 12 malam berhenti di rest area untuk makan, gratis, ditukar dengan tiket bud. lalu sekitar jam 4 subuh, kami sampai di terminal Cicaheum Bandung...
dan kembali ke kehidupan yang sebenarnya...eits, jangan lupan tonton juga videonya
Pendakian Mamang ke Gunung Sumbing
like, comment, share..
Terimakasih. 😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar