Bukan Catatan Perjalanan
Hualooo..
Ya, Kali ini bukan merupakan catatan perjalanan, lebih tepatnya bukan mau berbagi pengalaman pendakian gunung atau main kemanaaa gitu, tapi mau sharing tentang pekerjaan yang sekalian jalan-jalan (karena jauh dr tempat tinggal). Yap.
Ini adalah bagian dari pekerjaan (kehidupan yg sebenarnya). Untuk pertama kalinya naik pesawat terbang. Terbang ya. Untuk pertama kalinya keluar pulau jawa, weih perjalanan terjauh nih. Dan untuk pertama kalinyaenginjakkan kaki di pulau Kalimantan.
Balikpapan. Sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur. Singgah sebentar disini, karena Balikpapan adalah kota terdekat. Lokasi kerja ku di...
Teluk balikpapan. Tepatnya di Penajam paser utara. Kelurahan Panajam.
Masih jauh dari kota. Penduduknya kebanyakan adalah pendatang. Jawa, bugis, melayu, dll.
Mayoritas pelaut, ya karena ini ada di tepi pantai. Langsung menghadap teluk balikpapan dimana tempat lalu lalang ponton atau kapal2 besar pengangkut batu bara. Wooo
Yg uniknya. Tak jarang ada warga yg menjajah kapal tsb. Menjajah. Berenang menghampiri, memanjat, dan mencyduk batubaranya, disikan ke drum yg mereka bawa, lalu berenang balik.
Woaaah....
Seperti foto diatas
lokasi tempat saya bekerja, tandus. Kering. Puanaasss... Pesisir. Tp bukan pantura. Nyari biduan dangdut disini mah ga ada. Nihil. Tanahnya kering, namun ketika air pasang, basah. Oleh karena itu rumah2 disini adalah rumah panggung. Jadi ketika air laut pasang rumah mereka berada diatas air laut. Dan ketika surut, ada kolong di bawah rumah.
Nah, jadi apasih yg kami kerjakan selama disana.
Oke, pekerjaan utamanya adalah Survei Investigasi dan Desain Dermaga Kapal Patroli Balikpapan. Nah, dalam perkerjaan tersebut terdapat tahapan pengambilan data primer atau pengukuran berupa pemetaan (topografi dan batimetri), pembuatan titik kontrol, pengamatan pasang surut air laut, pengambilan sampel air dan sedimen, dan pengukuran arus laut.
Itu yg kami kerjakan selama disana.
Kami disana kurang lebih sekitar 15hari. Namun saya hanya 7hari, karena ada tugas lain di bandung (ciyee).
Hari pertama, tentu saja mengurus perijinan (permisi lah), diantar dgn yg berwenang (KSOP) bertemu dgn warga, pak RT, yg sangat membantu. Lalu, ngobrol brol brol. Cari rumah yg bisa disewa untuk kami bermalam, mencari tempat makan, atau ibu2 yg siap masak untuk kami, kami bayar. Mencari tenaga lokal yg akan membantu pekerjaan kami, mencari perahu untuk kami sewa, material, dll. Dan itu tidak cukup sehari.
Hari ketiga, kami mulai dengan pengukuran arus laut. Perlu diketahui pengukuran arus laut dilakukan selana 25 jam dalam sehari. Ya. Kami kerja 25 jam dlm sehari. Pengukuran arus dilakukan di dua titik yang terpisah sekitar 6km, sehingga kami harus bolak-balik setiap kurang dari satu jam, dengan menggunakan perahu.
Pekerjaan ini benar-benar terasa 25jam.
Pengukuran arus dilakukan dengan menggubakan alat ukur currentmeter manual A-OTT, dengan interval pengukuran setiap 1 jam dan pengukuran dilakukan pada 3 lapisan kedalaman. Hal ini dilakukan untuk memvalidasi nilai ukuran yg didapat.
Ya, selama 25 jam kami terus bolak-balik dari titik 1 ke titik 2, dan sebaliknya.
Dimulai dari jam 00.00 di titik 1, lalu pindah ke titik 2, ukur. Tunggu. 00.50 pengukuran kedua di titik 2, balik ke titik 1, ukur, tunggu. Jam 01.50 ukur di titik 1, pindah ke titik 2, dst..
Malam berganti pagi, pagi menjadi siang, siang ke sore, dan bertemu lagi dengan malam. Gelombang, hujan, angin. Dilalui di atas perahu itu.
Sampai akhirnya bertemu dengan jam 00 dihari selanjutnya (jam ke 25) kemudian pengukuran arus laut sesi 1 selesai. Ya, ada sesi 2 yaitu seminggu kemudian.
Sesi 1 dan sesi 2 ini sebenarnya adalah pengukuran dikala spring tide, dan neap tide. Hal ini juga dilakukan untuk memvalidasi hasil ukuran, pada fase periode bulan yang berbeda. Karena bulan, adalah faktor terbesar yg mempengaruhi pasangsurut air laut. Tepatnya gravitasi bulan.
Data yg dihasilkan adalah banyaknya putaran. Karena alat ini manual, sehingga dibutuhkan stopwatch untuk menghitung waktunya. Untuk kemudian kecepatan arus didapat dari membagi jumlah putaran perwaktu yg ditempuh. Daan untuk arah arusnya diukur menggunakan kompas. Manual.
Hari berikutnya adalah pengukuran batimetri atau pemetaan dasar laut, pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan data topografi dasar laut dengan menggunakan alat ukur berupa echosounder, dan sistem penentuan posisi nya menggunakan gps atau berbasiskan satelit.
Selain itu dilakukan juga pengukuran topografi, untuk mendapatkan data kontur di darat menggunakan alat ukur berupa total station dan di ikatkan pada titik referensi berupa BM yg telah diukur posisi nya menggunakan gps geodetik.
Gambar diatas adalah pada saat pengambolan sampel air laut dan sedimen untuk mendapatkan data karakteristik air laut serta jenis sedimen yg terdapat di lokasi studi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar