Cari apa? ketik aja

Kamis, 17 Desember 2020

Kisah Wayang Sumantri

Sumber gambar: http://katalogwayang.blogspot.com/


Menceritakan ulang kisah Sumantri, anak Resi Suwandagni dan Dewi Darini.

Sumantri terlahir kembar, namun kembarannya atau adiknya ini berbeda jauh secara fisik, Sumantri yg ganteng dan bertubuh lelaki ideal, sedangkan adiknya bertubuh pendek, gempal, dan buruk rupa. Dia bernama Sukrasana.

Sumantri dari kecil tinggal di "dusun" Arga Sekar, hingga suatu hari dia bosan, dan ingin "merantau" ke "kota".

Sumantri meminta ijin ke Ayahnya untuk pergi ke kota, namun tidak ingin mengajak adiknya.

"kenapa Sumantri? Apakah kamu malu? Apakah kamu takut diejek oleh orang2 kota? Kamu malu punya adik buruk rupa?"

Sumantri pun bingung, bingung. Dia sebenarnya setengah hati untuk meninggalkan adiknya, walaupun jelek, tp Sukrasana itu baik hati, tulus, jujur, dan kesaktiannya pun tdk kalah dari Sumantri.

Bahkan, disuatu hari Sukrasana berjanji akan selalu bersama Sumantri, akan selalu membantu dan menjaga Sumantri.


Mereka berdua selalu bersama, bagai kacang dan kulitnya. Hingga hari ini, ketika Sukrasana tidur, dan Sumantri beranjak dari samping tidur adiknya untuk menemui Ayahnya untuk meminta ijin pergi ke "kota",

Sumantri pun masih galau apakah benar ia akan meninggalkan adiknya.

Sambil berpikir dan bertapa di depan kamar Ayahnya, setelah bosan "scroll2 beranda fb, dan swipe2 ig story" akhirnya ia mantapkan untuk pergi ke "kota" seorang diri.


Jreeeeeng....


Ketika bangun dari tidurnya, Sukrasana bingung, yg biasanya dia lihat Sumantri, tp kali ini hanya guling dan ketidakadaan.

"kemana Sumantri?"

Krn ikatan batin yg sangat kuat, ia tau kemana kakaknya itu pergi..


Di sebuah jalan, Sumantri menemukan sebuah sungai, jalan buntu.

Ia bingung, bagaimana cara melewatinya.

Tak sengaja, ditemuinya seorang tukang perahu dan perahunya. Terlihat tua, tp tak tua. Renta tp kuat mendayung seorang diri menyusuri sungai.

"Hendak kemana kisana?"

"aku ingin ke seberang, ke "kota". Apakah kau bisa mengantarku?"

"oh, tentu sajaa, mudah. Tidak ada tempat yg tidak kutahu. Lets go!"

"ada apakah di seberang sana wahai tukang perahu?"

"di seberang sana ada sebuah kerajaan yg megah, dan dipimpin oleh seorang raja yg sakti manderaguna, yg memiliki ribuan pasukan dan bala tentara"

"kerajaan apakah itu?"

"kerajan itu bernama, Maespati"


Jreeeng.....


Sumantri semakin semangat untuk 'merantau'. Dia memutuskan untuk bertemu raja yg sakti tsb dan bekerja padanya sehingga Sumantri bisa belajar darinya.

"siapakah nama raja yg sakti itu wahai tukang perahu?"

"raja tersebut bernama Arjuna Sasrabahu".


Sesampainya di kerajaan Maespati, Sumantri sangat bersemangat untuk bertemu dengan raja Arjuna Sasrabahu sampai-sampai dia melupakan tukang perahu yg telah mengantarnya.

Akhirnya Sumantri menemukan sebuah istana yg dijaga ketat oleh prajurit-prajurit berotot.

"wah, bagaimana ini aku bisa menerobos masuk dan bertemu rajanya"

Anehnya, ketika Sumantri berusaha masuk ke istana tsb tiba2 para penjaga dan prajurit yg berpatroli pada terdiam, ada yg tertidur, ada yg diam terpatung.

Sumantri heran, kebetulan kah? Atau memang itu adalah salah satu ilmunya yg tak dia sadari.

Hingga dia bertemu dengan raja Arjuna Sasrabahu.

Tanpa basabasi lagi Sumantri langsung bertanya password wifi, eh, langsung menjelaskan maksudnya datang kesini.

"wahai raja yg sakti, aku Sumantri putra Resi Suwandagni dari desa Arga Sekar. Aku kesini ingin menjadi abdimu, terimalah"

"kurang ajarr! Berani-beraninya anak dusun menerobos masuk ke istana ku!"

"ilmu mu sakti juga anak dusun. Kau bisa membuat puluhan prajuritku terdiam."

"aku sempat mendengar adanya aji Sirep yg bisa membuat orang tertidur. Ternyata kau menguasainya, anak dusun"

"baiklah, jika kau bersikeras untuk menjadi prajuritku dan bekerja di kerajaan ini. Maka, pergilah ke kerajaan Magada, ikutlah sayembara, dan menangkan Dewi Citrawati untuk menjadi istriku! Haha"

Tanpa ragu, Sumantri langsung pergi melaksanakan tugas pertamanya.

Sesampainya di negeri Magada, Sumantri kaget ternyata ada ribuan peserta yg ikut sayembara dari berbagai kerajaan untuk mendapatkan putri Dewi Citrawati, dan ternyata waktu sayembarapun sudah hampir selesai dgn pemenang sementara adalah Prabu Darmawasesa.

Diakhir waktu sayembara ketika prabu Darmawasesa tinggal memboyong Dewi Citrawati tiba-tiba datanglah Sumantri dan langsung menantang prabu Darmawasesa.

"hai, kisana! Jangan senang dulu! Akulah yang akan membawa pulang Dewi Citrawati!"

"hahaha! Dasar anak dusun, berani juga kau, datang seorang diri dan menantang aku yg jelas-jelas sudah mengalahkan ribuan peserta lain. Punya kekuatan apa kau berani melawanku dan ratusan bala tentaraku?!"

"kita lihat saja, aku. Sumantri, utusan Prabu Arjuna Sasrabahu akan mengalahkanmu dan membawa Dewi Citrawati ke istana Maespati."


Jreeeng...


Perang pun pecah, Sumantri yg hanya seorang diri, melawan Prabu Darmawasesa dan ratusan tentaranya..

Selama perang berlangsung, dalam istana Magada, kediaman Dewi Citrawati.

Ditemani dua pelayannya sang Dewi mengeluhkan,

"hemmm.. Kenapa wanita sepertiku selalu dijadikan piala? Yang menang, yg terkuat, yg paling hebat, yg bisa menjadi suamiku, kenapa?

Apakah wanita tidak boleh memilih?

Apakah wanita sepertiku tidak boleh merasakan jatuh cinta?"

"Hemm...."


Perangpun berakhir, dan dimenangkan oleh Sumantri.

Sumantri begitu hebat, seperti punya pasukan yg tak terlihat, seperti ada yg membantu tapi tak ada.

Sumantripun teringat, ketika dia berpamitan dgn ayahnya, dia dibekali sebuah pusaka sakti, sebuah cakra, yaitu Cakra Baskara. Namun pada perangnya melawan Prabu Darmawasesa dan pasukannya, cakra tersebut tidak dia pakai.


Cakra merupakan senjata para dewa yg berbentuk anak panah dengan ujung berupa roda berduri.

Cakra Baskara merupakan senjata andalan Dewa Wisnu, dewa keadilan dan kesejahteraan (pewayangan Jawa), cakra tsb juga dimiliki oleh titisannya, seperti Sumantri.

Cakra Baskara pernah dimiliki juga oleh Prabu Kresna dan digunakan pada saat perang Baratayudha.


Oke kembali ke cerita.

Sumantri berhasil membawa Dewi Citrawati pulang menuju kerajaan Maespati untuk dijadikan istri prabu Arjuna Sasrabahu.

Sumantri memilih jalan yg berbeda dari saat dia menunu ke kerajaan Maespati. Sumantripun memilih menggunakan kereta kuda biasa, padahal dia sempat ditawari menggunakan kereta kuda Jatisura milik kerajaan Magada, kereta dgn lambang Naga dan ditarik oleh delapan kuda istimewa.

Jalan yg dipilih Sumantri membawa Dewi Citrawati berliku, melalui hutan belantara, terjal, berbukit, berbatu, melewati jurang curam, dan sebagainya.

Dewi Citrawati pun heran.

"Sumantri, kenapa kau membawaku menelusuri jalan yg berat ini, banyak halangan rintangan?

Sumantri, kenapa tak kau pilih jalan menyusuri sungai saja? Seperti saat kau ke kerajaan Magada. Apakah ada yg sedang kau hindari?

Bukankah kau begitu sakti, mampu mengalahkan prabu Darmawasesa dan ratusan prajutinya seorang diri. Lantas apa yg kau takutkan? Apa yg kau hindari disana?"

Sejenak hening.

Sumantri pun kemudian menjawab.

"tuan putri Dewi Citrawati, bukannya hamba ingin mempersulit jalan tuan putri menuju calon suamimu, prabu Arjuna Sasrabahu.

Bukankah jalan menuju pernikahan itu memang penuh tantangan? Bukankah menuju pernikahan itu seringkali menemukan hal yg tidak diduga?

Percayalah, jika kau memang jodohnya, kereta ini pasti mampu membawamu kepadanya."

"tapi, kenapa kau tak menggunakan kereta Jatisura saja dr kerajaan Magada? Kereta itu lebih tangguh untuk melewati medan seperti ini."

"tuan putri Dewi Citrawati, jangan khawatir. Kereta kuda tetaplah kereta, berapapun kuda yg menariknya, jenis apapun kuda yg menariknya. Yg terpenting adalah kesungguhan hati yg membawanya. Tenang saja tuan putri Dewi Citrawati, kita pasti sampai tujuan dgn selamat dan tepat waktu"

Setelah lama menyusuri jalan yg terjal dan berliku,

Suasana kembali hening.

Kini jalan yg dilalui cukup datar dan menyejukkan.

"Sumantri, jalan yg terjal dan bermedan berat telah berlalu ya..

Sekarang jalannya mulus. Lancar.

Aku mulai bosan.

Aku berdiri yah, aku mau menghirup udara segar."

"jangan tuan putri Dewi Citrawati, nanti rambutmu yg indah bisa tersanvkut dahan dan ranting pohon, hamba tak mau melihat tuan putri bertemu prabu Arjuna Sasrabahu dgn rambut yg acak adul."


Dewi Citrawati terdiam.

dan tersenyum.


"sabar tuan putri Dewi Citrawati, jika kau lelah dan bosan. Di depan ada sebuah telaga, bersediakah tuan putri untuk istirahat sejenak disana?"

"telaga?? Wah, sepertinya segar. Kenapa tak kau bilang dari tadi Sumantri.

Ayook kesana, aku mau mandi. Kucel nich"


Sesampainya ditepi telaga Sumantri menghentikan kereta kuda, dan mengistirahatkan kudanya.

Tak tunggu lama, Dewi Citrawati pun langsung turun dr kereta dan beranjak menuju telaga.

"Sumantri, aku mandi dulu ya, menyegarkan badan setelah perjalan panjang dan berat ini.

Tunggu disini, jangan kemana-mana!"

Sumantri hanya diam, dan menjaga kereta serta kudanya.

Dari awal Sumantri bertemu Dewi Citrawati dia tak pernah secara langsung melihat atau menatap muka Dewi Citrawati. Segan. Dia hanya tau kecantikan Dewi Citrawati dari "kata orang".

Tak lama setelah Dewi Citrawati pergi, tiba-tiba terdengar suara wanita menjerit.

"Aaaaa..!!"

Sontak, Sumantri kaget dan segera berlari ke tempat Dewi Citrawati.

"ada apa tuan putri Dewi Citrawati?"

"ada sesuatu di kakiku Sumantri. ada hewan"

"oalah, itu hanya cacing tuan putri, jangan khawatir, dia akan pergi"

Sumantri tetap menunduk di depan Dewi Citrawati.

Tak sengaja, dia melihat sekuntum bunga mawar tergeletak di dekat kakinya.

Dia ambil, dan secara reflek dia berikan kepada Dewi Citrawati.

Dewi Citrawati kaget, heran.

"kenapa kau berikan bunga mawar ini kepadaku Sumantri?"

"aku tak tau Dewi Citrawati, aku hanya tak tega melihat bunga mawar yg indah itu tergeletak di tanah, dan aku tak tau harus menaruhnya dimana.

Aku rasa, bunga yg indah cocok dgn seorang yg cantik"

Suasana tiba-tiba menjadi hening.

(ciyeee... Citrawati baper gaess)

Yang semula akan mandi, Dewi Citrawati hanya mencuci mukanya saja, lalu kembali ke kereta kuda.


Perjalanan menuju kerajaan Maespati berlanjut.

Sepanjang jalan, kini hanya hening. Jalanpun mulus, tak ada rintangan.

"apakah benar ini jalan menuju pernikahan?"

Tiba-tiba kereta terhenti.

Sumantri berpikir.

"Apakah tujuan ini masih sama?"

Sumantri seperti ingin menguji kesaktiannya. Atau dia merasa mulai ada 'rasa' pada Dewi Citrawati.

Seketika dia berpikir untuk menantang prabu Arjuna Sasrabahu, yg tdk lain adalah tuannya.
Kebetulan mamang JNE pun lewat di samping kereta Sumantri, dan Sumantri menitipkan surat tantangannya untuk prabu Arjuna Sasrabahu.

Padahal jalan sudah mulus, pernikahan sudah dekat. Tapi kenapa muncul pikiran untuk merubah tujuan.

Surat tantanganpun sampai di tangan Arjuna Sasrabahu.

"hahahaha! Kurang ajar! Dasar bocah dusun ga tau diri! Berani-beraninya dia menantangku!
Dia bilang bila ku ingin Dewi Citrawati jadi istriku maka aku harus mengalahkannya melalui duel satu lawan satu di perbatasan negeri Maespati.
Hahaha

Baiklah, kuterima tantangannya. Dan akan ku kalahkan dia dengan mudah."

Dengan iring-iringan pasukan kerajaan, prabu Arjuna Sasrabahu sampai di perbatasan.
Sayup-sayup dari kejauhan mulai terlihat kereta kuda yg di kendarain Sumantri datang. Arjuna Sasrabahu tersenyum menyambut kecantikan calon istrinya. Lalu kemudian merubah raut muka jadi serius, bersiap untuk duel dengan Sumantri.


Berikutnya, Sumantri dan Arjuna Sasrabahu berduel. Satu lawan satu.
Seimbang. Kuat sama kuat. Sakti sama sakti.
Namun, jam terbang membuktikan.
Prabu Arjuna Sasrabahu yg lebih senior dalam urusan peperangan, menang. Sumantri terkulai lemas. Tidak dibunuh.
Arjuna Sasrabahu mengakui kehebatan Sumantri, dan tetap ingin dia menjadi prajurit terbaiknya.
Tapi, sebagai hukuman krn telah berani menantang Arjuna Sasrabahu, rajanya. Sumantri di kurung dan tak diberi makan.
Dewi Citrawati pun berhasil diboyong pasukan prabu Arjuna Sasrabahu.
Kemudian mereka melangsungkan pernikahan..
Dewi Citrawati dalam hati berkata,
"dan lagi.... Wanita sepertiku hanya dijadikan piala untuk yg menang"

Hari demi hari berlalu.
Di kerajaan Maespati.
Sumantri, masih dikurung.
Dewi Citrawati merasa kasihan. Dia berpikir. Dia mencari cara bagaimana untuk bisa membebaskan Sumantri.
"Ahaa!"
Dewi Citrawati menemukan ide.
Dia sempat mendengar berita adanya taman yg sangat indah, seindah taman di surga, tapi tak ada seorang pun yg tau letak taman itu. Taman tsb bernama taman Sriwedari.
Dewi Citrawati cukup PD karena dia istri tercantik dari Arjuna Sasrabahu, maka dia meminta pada prabu Arjuna Sasrabahu untuk memindahkan taman Sriwedari itu ke samping alun-alun kerajaan Maespati.
Dewi Citrawati, istri raja, menginginkan sebuah taman yg indah dipindahkan dr tempat asalnya kesini.
"Mustahil! Siapa yg dapat memindahkan sebuah taman???
Lagian, siapa yg tau letak taman tersebut, taman itu hanya khayalan!
Kalaupun memang ada, katakan padaku, siapa orang yg sanggup memindahkannya kesini, wahai istriku yg cantik??"
"aku tau orangnya kakanda, prajurit terbaikmu, dia selalu bisa menyelesaikan setiap tugasnya dengan baik, aku rasa bukan tidak mungkin dia bisa memindahkan taman Sriwedari."
"hahaha
Menarik, dia memang selalu bisa diandalkan. Tapi, memindahkan taman yg letaknya pun tak ada seorangpun yg tau. Apakah dia bisa?"
"yaaa, kita lihat saja."
"baiklah, keluarkan dia, dan tugaskan dia untuk memindahkan taman Sriwedari!"

Sumantri kaget, setelah sekian lama dikurung dan tidak mendapatkan tugas apapun. Kini dia mendapatkan tugas yg berat, memindahkan sebuah taman.
Lokasi taman Sriwedari pun Sumantri tak tau. Tapi krn ini adalah tugas dr rajanya,dia tidak menolak. Dia berpikir. Bagaimana? Dimana?
Hingga keesokan harinya, ketika Sumantri terbangun dari tidurnya. Dia kaget, ada ramai-ramai apa ini?
Seluruh masyarakat kerajaan sedang gembira, termasuk Dewi Citrawati dan prabu Arjuna Sasrabahu.
Kenapa? Ada apa?
Sumantri heran.
Ternyata, mereka semua senang, sekarang  disamping alun-alun kerajaan terdapat taman yg begiiiitu indah, seindah taman di surga, airnya yg mengalir jernih, bebungaan yg beraneka ragam dgn wangi yg semerbak, pohon-pohon rindang dengan buah beragam yg segar-segar, ada juga gazebo-gazebo yg bisa digunakan buat main gaple. Para putri raja pun senang berada disana.
Ya, taman itu adalah taman Sriwedari.
"Hah? Taman Sriwedari sudah ada disini, siapa yg memindahkannya? Siapa yg membantuku???"
"Sumantriii, aku bangga padamu, kamu memang orang yg paling bisa diandalkan. Hahaha"

Beberapa jam selanjutnya, kegembiraan berubah. Suasana menjadi gempar. Heboh. Terutama di taman Sriwedari. Putri-putri menjerit histeris. Terutama Dewi Citrawati, kaget sekaligus takut.
"Aaaa!! Ada hantu, ada mahluk aneh! Toloong..."
Ternyata, dibalik sebuah pohon, ada seorang atau semahluk, raksasa tapi kerdil, dgn muka yg buruk rupa, tubuh penuh cacat. Menyeramkan.
Apakah dia penunggu taman yg indah ini.
Aneh, taman seindah ini dihuni mahluk menyeramkan seperti itu.
Berita tsb terdengar sampai telinga Arjuna Sasrabahu.
"Sumantriiii, bereskan masalah ini, bawa kerisku, kamu tau apa yg harus dilakukan!"
Sumantri bergegas ke taman Sriwedari dgn membawa sebilah keris dari Arjuna Sasrabahu.

Sumantri mulai merasa aneh, sesampainya di taman Sriwedari. Sumantri kaget. Kaget sekaget-kagetnya.
"Kakang Sumantri, maafkan aku, aku lelah, aku tak sengaja tertidur dan jatuh dr pohon ini.
Kakang Sumantri, aku kangen kamu kang, kenapa kamu tidak pernah kembali ke rumah?
Sampai kita dipertemukan pd kondisi seperti ini.
Aku ikhlas kang, laksanakan tugasmu.
Kamu adalah seorang prajurit."
Sumantri masih tidak percaya dgn apa yg dia lihat.
Jadi selama ini, tukang perahu, penjaga kerajaan yg tiba2 diam dan tertidur, yg membantunya melawan pasukan Darmawasesa, dan skrg yg memindahkan taman Sriwedari, adalah Sukrasana. Adik kandung Sumantri.
Sumantri masih terbengong, dgn keris yg terhunus di tangannya.
"tidak apa2 kakang, laksanakan tugasmu." :)
Tiba2 Sukrasana berlari dan langsung memeluk erat kakaknya,
Jlebbbbb....
Dgn itu, Sukrasana mati tertusuk keris yg masih terpegang Sumantri.
Sorak sorai masyarakat kerajaan pecah, menyambut Sumantri, dia telah membunuh mahluk aneh pengganggu taman Sriwedari.
Semenjak peristiwa itu Sumantri diangkat menjadi Patih kerajaan dgn nama Patih Suwanda.
Sumantri semakin shock, bingung.
Kenapa Sukrasana??
Dia harus bangga, atau berduka.
Dia harus senang, tp semakin mengenang.
Cerita belum selesai.
Waktu terus berlalu.
Sumantri menjadi patih terbaik kerajaan, paling bisa diandalkan. Prajurit terkuat.
Dan Sukrasana, sudah tenang di alam lain, masih merindukan kakaknya, Sumantri.

Hingga pada suatu hari, Dewi Citrawati kembali mengajukan permintaan yg 'liar', dia ingin mandi di telaga. Dia minta dibuatkan telaga. Dan dia ingin itu dikerjakan oleh Arjuna Sasrabahu sendiri, bukan menyuruh orang lain.
"hahaha
Ada-ada saja permintaanmu istriku yg paling cantiiik, baiklah,
Akan ku bendung sungai diantara bukit itu sehingga menjadi telaga dan istriku yg cantik ini bisa mandi disana"
Tak lama kemudian Arjuna Sasrabahu berTiwikrama, menjadi raksana. Lalu dia berbaring diantara dua bukit sehingga dapat membendung sungai yang mengalir diantaranya.
Dewi Citrawati dan para putri kerajaan Maespati senang dan pada mandi disana.


Tak diduga, ternyata di dekat bukit tersebut merupakan tempat pertapaan seorang raja, raja para raksasa, raja yg dikenal sadis, pemarah, dan sakti luar biasa. Raja dari lerajaan Alengka, Rahwana.
Rahwana sedang bertapa di tempat itu, dia mulai terganggu, karena tempat pertapaannya mulai tergenang air.
"waradalaaah! Siapa yg membendung sungai?! Hingga airnya membanjiri tempat pertapaanku!!"
Rahwana meledak marah.
Penganggu pertapaan, adalah hal yg tidak bisa dimaafkan.
Rahwana langsung mendekati sebuah bendungan, dari balik bendungan dia melihat banyak wanita sedang mandi di sebuah telaga.
Tanpa basabasi Rahwana hendak menghancurkan bendungan tsb yg tak lain adalah Arjuna Sasrabahu yg sedang tertidur.
Tapi tiba-tiba Sumantri menghalaunya. Sampai membuat Arjuna Sasrabahu terbangun.
Pertarungan antara Sumantri dan Rahwana pun tak terhindarkan.
Arjuna Sasrabahu hanya melihat saja, dia percaya patihnya itu bisa diandalakan untuk mengalahkan Rahwana.
Tapi, yg terjadi adalah sebaliknya, Sumantri terengah-engah, kewalahan menghadapi kesaktian Rahwana. Tapi dia tidak putus asa, terus menyerang, terus menerjang. Tak lupa Cakra Baskara pun dia gunakan untuk melawan Rahwana.
Rahwana pun demikian, dia mengakui kehebatan Sumantri, dan itu membuatnya semakin jengkel. Hingga Rahwana berTiwikrama, menjadi raksasa yang jauh lebih besaaarr, dengan taring yg tajam.
Kemudian Rahwana menggigit leher Sumantri. Dan akhirnya....
Sumantri tewas, terkalahkan.
Dan bertemu kembali dengan adiknya, Sukrasana di alam yg abadi.

Selesai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar