Sinta
Cinta sejati, Kesetiaan, dan Perasaan yang Pipermainkan.
Sinta, atau Dewi Sinta, atau Dewi Sita adalah manusia biasa, seorang putri, bukan dari bangsa dewa, karena kecantikannya maka sering disebut sebagai dewi. Sinta merupakan putri dari kerajaan Mantili, dari raja Janaka.Konon katanya Sinta bukanlah anak kandung Raja Janaka, melainkan anak dapat nemu di kebon saat Raja Janaka sedang bertani.Singkat cerita, Sinta dewasa disamyembarakan untuk mencari jodoh, Raja Janaka memiliki gandewa atau busur panah raksasa pemberian batara Wisnu, yg barangsiapa bisa mengangkatnya, tdk peduli dia siapa, dari keturunan siapa, pekerjaannya apa, followersnya berapa, ASN atau bukan, kalau bisa mengangkat gandewa tsb, langsung jadi suami Sinta.Sayembara diumumkan di berbagai media, pamflet yg nempel di tiang listrik, tembok ruko, lewat twitter, reels ig, video tiktok, dsb. Hingga, pada hari pertama sayembara, datanglah ratusan hingga ribuan peserta dr berbagai kalangan dan kerajaan. Namun, tak ada satupun yg bisa mengangkat gandewa milik raja Janaka tsb, bagaikan palu Thor, Mjolnir, yg hanya bisa diangkat oleh seseorang yg "layak" saja.
Hari kedua berlalu, masih ramai ratusan orang yg datang, baik sbg peserta maupun hanya menonton, penasaran siapa yg layak jd suami sinta, yg cantiknya uwoow... 😱Namun, sampai hari ketiga, msh blm ada yg bisa mngangkat gandewa tsb.Hari ke empat, sinta mulai bosan, raja Janaka mulai was was, watir, duh, apakah anakku sinta ini tdk akan mndapatkan suami?Apakah memang tdk ada yg mampu?Sampai hari kelima, datanglah Raden Rama Wijaya, dan adiknya Laksmana Widagda dari kejaraan Ayodya ke tempat sayembara. Mulanya Rama dan Laksmana tdk tertarik untuk ikutan sayembara, hanya datang untuk menonton. Hingga menjelang sore, msh tak ada pemenang, penasaran lah Laksmana, ikutan, gagal juga. Lalu dia menyindir dan ngomporin Rama, "coba lah ikutaan Ram, iseng2 berhadiah, hadiahnya putri cantik, +jd pangeran kerajaan Mantili, mayan kan ada profit politiknya. :D ""Yaah, paling jg gagal2 jg, mustahil kayanya, dr ribuan peserta toh gagal semua, akal2an raja Janaka aja ini mah buat pansos kerajaan" Kata Rama,"Yaelaah, coba aja dulu Ram. "
Sampai sore, menjelang magrib, para penonton dan peserta yg gagal sudah mulai bubar, sisa bbrpa org penonton yg masih penasaran, Sinta yg bosan, dan raja Janaka yg mulai pasrah dan kecewa,Pas hendak diumumkan bahwa sayembara akan ditutup, dan tdk ada pemenang.Jreeeng, Rama turun dari kursi penonton dia mencoba mengangkat gandewa tsb.Seketika, Sinta pun bangun dr duduknya, sang raja pun heran, tersenyum, seperti ada titik terang.Dan benar saja, ketika Rama mencoba mngangkat gandewa, eh, kok mudah, heran. Tak cuma diangkat, Rama pun bisa dgn mudah mematahkan gandewa tsb, pletak!
Wuooh, riuh penonton seketika, walaupun sdh sepi, sudah 5 hari, sudah mau ditutup, ternyata sayembara mencari suami dewi Sinta, akhirnya ditutup dgn seorang pemenang.Raja Janaka tersenyum, bertepuk tangan, heran, "siapa dia? " (Kok kaya kenal..)Sang Raja memberikan selamat, dan menutup sayembara sembari menanyakan siapakah gerangan pemuda tampan, gagah, dan perkasa yg bisa mengangkat, bahkan mematahkan gandewa pemberian Batara Wisnu tsb?"Hamba adalah Rama Wijaya, putra Raja Dasarata dari kerajaan Ayodya, tetangga kerajaan Mantili."Jreeeengg....
Singkat cerita Rama dan Sinta telah menikah, dua kerajaan bersatu dalam hubungan baik. Sinta, dibawa tinggal bersama dgn Rama di kerajaan Ayodya. Raja Ayodya, yg merupakan bapak dari Rama, sang Prabu Dasarata memutuskan untuk fokus menjadi seorang petapa saja dan hendak memberikan jabatan Rajanya kepada anaknya yg dia banggakan, Rama.Rama dan Laksmana bukanlah hanya dua bersaudara, masih ada Bharata si anak kedua dari ibu Kakeyi, dan Satruguna si bungsu dari ibu Sumitra, yg juga ibu dari Laksmana, sdgkan Rama adalah anak Kosalya. Ya, Dasarata punya 3 istri, klo cuma 1 namanya iswan, klo 2 istu.Ibu Kakeyi adalah istri yg paaaling dicintai Prabu Dasarata, ketika mendengar bahwa Rama yg akan diangkat menjadi Raja menggantikan Dasarata, si ibu kaget, "loh, kenapa bukan anakku, Bharata?".Seperti ada yg mmbisiki, Kakeyi berinisiatif untuk mengajukan dan meminta secara langsung kepada Dasarata untuk menjadikan Bharata sbg Raja, bukan Rama.Tepat pada malam hari H, sblm penobatan dan upacara pngangkatan atau sertijab, Rama menjadi Raja Ayodya. Ibu Kakeyi mndatangi Raja Dasarata ke kamarnya, dan merayu, menggoda, dan meminta agar bukan Rama, tp Bharata yg harusnya menjadi Raja. Krn Kakeyi adalah istri yg paling bikin dia bucin, maka diterimalah permintaannya. Ktika informasi tsb sampai kepada Rama, Rama dan Sinta heran, tp tetap mnerima keputusan sang Raja, yg merupakan ayahnya itu. Namun, krn sdh trlanjur malu, msyarakat sdh mngetahui bahwa Rama akan menjadi raja, Rama mngajukan diri untukemcari ilmu kluar kerajaan atau mengasingkan diri ke hutan Dendaka. Sang raja pun menerima keputusan Rama.Rama tdk ada masalah dgn Bharata, adiknya, Rama pun ikhlas mnerima Bharata yg menjadi raja Ayodya, penerus ayahnya. Tp Sinta seprtinya kurang bisa menerima itu, Sinta sperti agak kecewa, knp Rama tdk berusaha mmpertahankan kputusan awal ayahnya untuk mngangkat Rama menjadi raja. Tp krn Sinta adalah istri yg taat suami, setia pada Rama, dia pun brusaha menerima, dan memaksa untuk ikut Rama ke hutan Dendaka.Eh, tak hanya Sinta, Laksmana pun seolah mnunjukkan kesetiaannya kepada Rama, kakaknya, diapun mngajukan diri ikut ke hutan Dendaka. (atau Laksmana tdk punya circle di kerajaan Ayodya, temannya ya cuma Rama). Dari 4 bersaudara ini memang Laksmana sangat dekat dgn Rama, dan Bharata dekat dgn Satruguna.
Beberapa bulan dan tahun dilewati bersama-sama di hutan Dendaka. Rama, Sinta, dan Laksmana membangun sebuah pondok di tengah hutan, Laksmana dan Rama bergantian mencari makan, berburu masuk lbh jauh ke tengah hutan. Sampai suatu ketika, ketika Laksmana dan Rama sedang menyiapkan kayu bakar dan bahan makanan Sinta melihat seekor kijang, kijang yg cantik dan sepertinya cukup jinak.
Kijang tersebut berlari-lari kecil di sekitar Sinta, seperti menggodanya, tp ketika hendak di pegang, dia lari masuk ke semak-semak.
Sinta tak tahan, dia meminta Rama untuk menangkapkan kijang tsb untuknya.
Rama pun bersiap dgn busur panahnya, "baiklah, kemana tadi larinya kijang itu de Sinta? ", " Kesana kang Rama, masuk ke hutan." Jawab sinta sambil menunjuk arah kijang berlari masuk ke hutan.
"Laksmana, aku akan menangkap kijang tsb, tolong, jaga baik2 dewi Sinta, jgn sampai Sinta keluar dari pondok, hutan ini luas, cukup berbahaya bagi seorang perempuan" Titip Rama kepada Laksmana.
"Baik, kakang Rama, percayakan padaku untuk menjaga Sinta. "
Masuklah Rama mengejar kijang tadi, semakin dikejar, semakin jauh kijang berlari, semakin masuk hutan yg lebat.
Sinta dan Laksmana menunggu Rama kembali, kok lamaa, Sinta mulai tak sabar. "Laksmana, bantulah kakakmu menangkap kijang tadi, lama ih, udah mau gelap tuh" Sinta mulai jengkel.
"Tidak, mbak Sinta. Aku diberi amanah untuk tetap dsini menjaga mbak Dewi Sinta. Hutan ini msh cukup berbahaya untuk meninggalkan mbak sendirian" Jawab Laksmana.
"Hmm, alasan aja, kamu malaskan?
Atau jangan2 kamu sengaja mngambil kesempatan untuk berduaan dgnku? " Nyinyir Sinta kepada Laksmana.
"Astagaa, mbak Sinta, mana mungkin aku seprti itu kepada istri kakakku sendiri. "
"Alaaaah, yaudah sana bantuin Rama, kalau benar bkn krn ingin berduaan dgn ku. "
"Tapi aku hrs tetap dsini mbak, amanah dr kang Rama, aku hrs tetap menjaga mbak dewi Sinta tetap di pondok. Bukan krn alasan lain, jika memang mbak tdk percaya, aku rela seumur hidupku untuk tdk menikah daripada difitnah seperti itu. "
Setalah perdebatan tsb, akhirnya Laksmana kalah bacot dan pergi menyusul Rama ke dalam hutan yg tlah lama tak kembali untuk menangkap seekor kijang.
Sesaat setelah Laksmana pergi masuk ke hutan menyusul Rama, tiba-tiba datanglah seorang kakek-kakek renta mendekati pondok tmpat Sinta duduk mnunggu Rama. Sinta kaget, tp kasian, "kakek, mau kemana? Knp seorang diri di hutan belantara sprti ini?" Sapa Sinta kepda sang kakek,
"Kakek sedang mencari air nak, bolehkah kakek meminta air minum barang 1 gelas saja, kakek haus, klo ada mah leminerale yg ada manis2nya dek." Memelaslah sang kakek,
Mendengar itu Sinta langsung mngambilkan air minum dan mendekati sang kakek, (dlm hati Sinta "duh, adanya Ron 88 nih, biarlah warnanya sama kok"), saat itu Sinta telah kluar dr pondokan, dan begitu Sinta menyodorkan tangannya kepada sang kakek. Hap!!
Seketika, sang kakek menggenggam tangan Sinta dan kakek tsb berubah wujud mnjadi Raksasa. Jengjeeeng!
Huahararararaa...
Tak lain dan tak bukan raksasa tsb adalah Rahwana.
"Ikutlah denganku Dewi Sinta!" Teriak Rahwana yg memaksa menarik Sinta untuk pergi dr tempat tsb.
"Tidaaaak! Toloong, Kakang Rama, Toloooong! " Teriak Sinta,
Tak berdaya, dan seketika, darr!
Rahwana menjejakkan kakinya ke tanah dan langsung lompat! Terbang tinggi melampaui tingginya pohon2 di hutan Dendaka.
Wuusshhhh!
Sinta diculik Rahwana.
Pada saat Sinta dibawa terbang oleh Rahwana menjauhi hutan Dendaka menuju kerajaan Alengka, yg mana rajanya adalah Rahwana, mreka berpapasan dgn seekor burung besar, burung garuda.
Tak disangka, ternyata burung tsb mengenali dewi Sinta, yg merupakan istri Rama, burung garuda tsb bernama Jatayu. Jatayu mnghadang Rahwana krn dia curiga, dia lgsg sigap mengira pd saat itu Sinta sedang diculik, "Tunggu! Berhenti kau wahai Raksasa, mengapa kau membawa paksa dewi Sinta, aku tau wanita cantik ini adalah istri dari Prabu Ramawijaya dr kerajaan Ayodya." Cegat Jatayu.
"Minggir kau burung penggangu! Jgn ikut campur!!"
Hah! Darrr! Respon Rahwana sembari menerjang dan menghempas Jatayu hnya dgn satu tangan.
"Aargh, tidak bisa dibiarkan! Berhenti! Aku tau kau siapa, hei Rahwana, raja Alengka yg serakah!! Kembalikan dewi Sinta!"
Duarrr! Jedag jedug! Blarrr!
Terjadilah pertarungan di udara antara Rahwana yg membawa Sinta, dan Jatayu sang burung garuda.
Krn pertarungan dilakukan di udara, selain mnggunakan kekuatan, juga kecepatan antara keduanya. Washweswuussh blarrr!!
Duarrr!! Glabrugg!
Jatuhlah Jatayu ke tanah, masih sekitaran hutan Dendaka, sayapnya tercabik-cabik, bulu2nya berhamburan kesana-kemari, gigi-giginya protoll, kepalanya benjol-benjol, Jatayu jatuh tak sadarkan diri.
Rahwana langsung menjejakkan kembali kakinya di udara dan Wuuuusshh! Langsung ngegass, menambah kecepatanya terbang menuju Alengka.
Sesampainya di kerajaan Alengka, di ibu kota Alengkapura, Rahwana langsung menempatkan Sinta yg trnyata pingsan, mgkin mabok perjalanan, di taman Argasoka, taman yg katanya keindahannya seperti taman-taman di surga, semua tanaman bunga ada, pepohonan yg rindang, buah-buahan, dan sebuah pondok tempat beristirahat.
Rahwana menugutus keponakannya, Trijatra, anak dr Wibisana untuk menemani dewi Sinta di Argasoka. Setiap hari Rahwana selalu datang ke taman tsb, namun hanya sampai pintu gerbangnya saja untuk menanyakan kabar dewi Sinta, apakah Sinta sehat, apakah Sinta baik2 saja, Sinta mau apa? Akan kubawakan apapun yg Sinta mau, asal Sinta betah dan mau tetap disini.
Setiap hari, Rahwana mngutus para dayang-dayang untuk membawakan buah-buahan segar, makanan dan minuman yg enak-enak, tak lupa minuman-minuman Mixue yg lg hits juga dibawakannya ke Argasoka.
Namun, setiap hari juga Sinta menolak, tak ada secuil pun makanan, sesruput pun minuman, setitik boba Mixue yg masuk ke mulut Sinta. Bagi Sinta, kesedihan dan kesepian yg dia rasakan hanya bisa terobati dgn adanya Rama, sang suami tercinta datang menjemputnya.
Sudah beberapa purnama berlalu, hari-hari masih sama, tak ada info dan kabar terkait Rama, di taman yg katanya seindah taman di surga ini tak ada wifi, Sinta tak bisa memantau medsos untuk mncari tau keberadaan Rama, namun itu tak menggoyahkan kesetiaan Sinta, dia tetap setia menunggu Rama.
Sinta mulai membuka diri pada Trijatra yg setia menemami dan mngurusnya, mnjadikan tempatnya bertanya kapan Rama datang mnjemputku, knpa Rahwana menculikku. Pertanyaan yg Trijatra tak mmpunyai jawabannya.
Hingga kondisi Sinta semakin melemah, sinta smakin kurus, lesu, kusut bagaikan Syahrini tanpa makeup dan tanpa bulu mata cetar membahananya, namun dia tetap setia mnunggu kedatangan suaminya, Rama.
Hingga suatu malam, setelah Rahwana kembali datang smpai pagar Argasoka, dan bertanya keadaan Sinta, Sinta kesal, dia hanya diam dan pasrah.
Ketika sunyi malam mulai terasa,
krasak krasakk..
Sinta merasakan seperti ada seseorang, atau sesuatu di balik rindang pepohonan. Apa itu, diperhatikannya dgn baik-baik pohon tsb, tidak ada apa2, pas Sinta berbalik menuju pondok, "Krusuk" Eh, Sinta makin yakin klo ada sesuatu di pohon itu, diambillah kerikil di dekatnya dan dilemparkannya ke pohon yg sprti ada yg bergerak disana, plak!
Tidak ada yg merespon.
Ah, mungkin hanya perasaan Sinta saja, dia berbalik dan kembali menuju pondok.
Tiba-tiba dihadapannya ada seorang (yg kurang jelas krn remang-remang) bersimpuh sambil seolah ingin menunjukkan sesuatu.
Sinta penasaran dan semakin mendekati sesosok tsb, hah, Sinta kaget, trnyata sosok trsebut adalah seekor kera, berbulu putih, dan dia membawa sesuatu, apa itu. Sinta semakin penasaran dan mendekat.
Sinta smakin kaget, syook, terpaku dan tak bisa berkata-kata, air mana mengucur deras di pipinya. Ternyata kera tsb adalah Hanoman, dan membawa Cincin pernikahan Rama, yg merupakan pesan dari Rama, bahwa dia akan segera menjemput Sinta.
Hanoman memperkenalkan diri dan mulai menenangkan Sinta, untuk pertama kalinya Sinta trsenyum di taman Argasoka tsb, namun air mata sprti tak bisa brhenti mengalir, dia msh kaget, bahagia, namun juga mnyisakan pertanyaan, kenapa begitu lama, apa yg trjadi, lalu kenapa hrs menggunakan utusan, knp tdk Rama langsung yg datang. ? ? ?
Sambil mnundukkan kepala, takut tak sopan bila langsung menatap wajah Sinta, Hanoman berkata "Tenang mbak dewi Sinta, kakang Rama baik-baik saja, kakang Rama akan segera kemari untuk menjemput mbak dewi Sinta. Butuh waktu yg lama untuk mempersiapkan kedatangannya ke negeri Alengka ini, merencanakan segala kemungkinan yg terjadi, krn kerajaan Alengka ini adalah kerajaan dr para Raksasa, yg dikenal buas, mudah marah, dan kejam. Salahpaham sedikit bisa pecah perang besar."
"Baiklah Hanoman, aku sangat bersyukur kau datang membawa pesan itu," Sinta menjawab sembari melepaskan jepit rambutnya,
Sinta memberikan jepit rambutnya pada Hanoman sbg tanda bahwa pesa Rama telah tersampaikan pada Sinta. "Tolong berikan ini pada kakang Rama, Hanoman. Aku akan tetap menunggunya disini. Aku baik-baik saja."
Hap!
Tak lama kemudian, Hanoman melompat, memasuki rimbun pepohonan dan sepertinya pergi menuju ibu kota kerajaan, entah kemana, yg pasti Sinta telah menemukan titik terang. Dia semakin tak sabar menanti suaminya...
Keesokan harinya Sinta dibangunkan Trijatra untuk sarapan, Sinta hanya sdikit memakan sarapan dr Trijatra, krn baginya sarapan tdk lbh baik dr harapan untuk bertemu Rama yg bisa jd penyemangat hari-harinya di taman Argasoka.
Siang harinya Trijata memberi kabar bahwa Alengka kedatangan penyusup, seekor kera putih yg sakti, dan bisa bertiwikrama menjadi raksasa, sempat ditangkap Indrajit, anak Rahwana, namun berhasil lolos, kabur, bahkan membakar dan memporak-porandakan sebagian istana. Peristiwa tsb dikenal sbg Hanoman Obong.
Sinta tdk kaget, krn Sinta tau itu pasti ulah Hanoman, kera yg ditemuinya tadi malam.
Hari-hari berlalu, weekend ketemu weekend, Sinta mulai gusar, "mana Rama??" Setiap pagi Sinta bertanya pada Trijatra, apakah ada kabar Rama datang ke Alengka? Ada info apa? Apakah ada tamu dr kerajaan lain? Trijatra hanya menggeleng-gelengkan kepala saja, ternyata telinganya kemasukkan air. :DSampai suatu hari datanglah kembali Rahwana ke pagar Argasoka, Rahwana spertinya telah mndapat kabar bhwa Rama akan menjemput Sinta.
"dewi Sinta, apakah kau baik-baik saja? Lupakanlah Rama suamimu ituu, tetaplah disini Sinta, apa lg yg kau butuhkan, akan kubawakan.
Rama tak mungkin datang kesini, dia sudah melupakanmu." Ucap Rahwana.
"Pembohong! Pergi! Sebentar lg Rama pasti akan datang menjemputku." Bentak Sinta.
Beberapa minggu kemudian, tiba2 kegaduhan terjadi di kerajaan Alengka. "Ada apa Trijatra? Sepertinya para Raksana sibuk, ramai sekali di luar. " Tanya Sinta pada Trijatra.
"negeri Alengka diserang Sinta, Rama, suamimu datang untuk menjemputmu. Namun, sepertinya negosiasinya gagal, Rahwana tak mau menyerahkanmu begitu saja. Perang telah terjadi, Rama membawa ribuan pasukan kera, mereka sakti-sakti, tak bisa diremehkan. Sebagian pasukan Raksasa yg berjaga diperbatasan pun sudah tumbang." Jawab Trijatra.
"Haaah, Rama suamiku akhirnya datang, mengapa begitu lama? mengapa harus perang? Apa yg akan terjadi?" Sinta bingung, antara senang dan khawatir, tumpahlah air matanya.
Keesokan harinya Rahwana kembali datang, dia masuk ke taman Argasoka, sambil membawa 2 kepala menusia, glotak! Digelundungkannya 2 kepala tsb ke hadapan Sinta.
"Lihat dewi Sinta! Suamimu, Rama dan adiknya Laksmana telah gugur. Apa yg kau harapkan lagi?! Sudahlah, diam saja dsini. Tdk akan ada yg menjemputmu Sinta." Ucap Rahwana.
"Huaaaa!!!" Sinta syookk, melihat 2 kepala manusia yg berlumuran darah, tdk jelas, namun memang mirip Rama dan Laksmana, Sinta pingsan.
"dewi Sintaaa," Rahwana bingung, "Trijata, tolong jaga baik-baik dewi Sinta, pastikan dia tdk kenapa-napa dan tetap nyaman dsini. Aku akan kembali." Pesan Rahwana pada Trijatra.
Sinta tersadar, dan langsung pingsan lagi bgitu ingat kepala yg dibawa Rahwana, Sinta masih syook,. Bangun, minum sedikit teringat bahwa Rama telah gugur, dia pingsan lagi. Hingga keesokan harinya tiba2 di luar taman tampak lebih keos, raksasa-raksasa semakin sedikit saja yg menjaga taman. Dayang-dayang yg tersisa berlari kesana-kemari.
Lalu, grabag grubug krasaak hap!
Datanglah kembali si Hanoman. Sinta kaget, namun senang, tak lagi pingsan. "Hanomann... " Sapa Sinta, sprti buanyaak pertanyaan yg akan dihujamkan pada Hanoman. Namun, sblm Sinta bertanya Hanoman tampak buru-buru dan berkata, "mbak dewi Sinta, pesanmu telah ku sampaikan pada kang Rama, dia baik-baik saja, dia sedang memimpin pasukan kera terus menyerang Alengka. Sebentar lagi masuk kerajaan. Aku datang untuk menjemputmu dgn aman, mbak." Ucap Hanoman.
Sinta senang, "aku bersyukur Hanoman, Rama trnyata masih hidup. Tapi jika benar dia datang untuk menjemputku, aku setia menunggunya dsini Hanoman. Aku tdk akan kemana-mana."
Hanoman, mulai disibukkan dgn raksasa penjaga yg mulai masuk taman Argasoka. Seketika Hanoman pergi, tampaknya bertarung dgn para raksasa penjaga.
Tak lama Rahwana datang kembali, dan langsung disambut Sinta, "Rahwana! Rama msh hidup, dia akan segera kesini menjemputku. Bebaskan aku, perang ini tdk seharusnya terjadi. Sudahi perang ini."
"Tak bisa Sinta, tetaplah dsini. Aku takkan menyerahkanmu pada Rama. Apapun yg terjadi." Jawab Rahwana.
"Sudahi perang ini Rahwana, kau takkan bisa mengalahkannya. Menyerah saja, serahkan aku pada Rama." Pinta Sinta pada Rahwana.
"Sinta! Aku adalah lelaki, aku seorang ksatria. Tdk mungkin aku mnyerah, menyerahku adalah dgn menjawab tantangannya, aku akan bertarung seorang diri melawan Rama. Jika aku tdk datang kembali maka kembalilah hidup bersama Rama, Sinta. Maafkan aku." Ucap Rahwana.
Sinta bingung, apa maksud Rahwana, apa sebenarnya alasan Rahwana menculiknya. Kenapa selama dia di Alengka tak sekalipun Rahwana menyentuhnya, bahkan menatap wajahnya pun tak pernah, setiap datang hanya sampai pagar taman. Kenapa, apa yg dia inginkan sebenarnya.
Terjadilah pertempuran antara Rama dan Rahwana. Rahwana gugur, yg menandakan perang telah usai dan dimenangkan oleh pihak Rama dan pasukan kera dr Goa Kiskenda. Dan bagaikan piala, Sinta diarak dan dijemput oleh pasukan kera yg dipimpin Hanoman untuk bertemu dgn Rama.
Tp anehnya, Rama seperti tdk bahagia. Kenapa?
Sinta heran, dia bahagia, menangis haru, bertemu Rama. Tapi, Rama seperti tak menghiraukannya.
Hanoman dan pasukkannya pun bingung, ada apa dgn Rama, pdhal dr awal Rama sangat menggebu-gebu untuk menyerang Alengka demi menjemput dewi Sinta. Tp skrg seperti tak bahagia.
"Ada apa kakang Rama?? Ini aku Sinta, istrimu. Aku setia menunggumu disini, untuk waktu yg lama, di taman Argasoka, tanpa wifi."
Tanya Sinta,
Rama hanya diam, bahkan menatap wajah Sinta pun seperti tak mau.
"Apa yg kau ragukan Rama?? Aku tak sedikit pun disentuh oleh Rahwana, aku masih suci Rama, aku setia padamu."
"Benarkah? Untuk waktu sekian lama, apa saja yg telah Rahwana perbuat padamu, Sinta?" Rama mulai membuka mulut.
"Tidak ada Rama, kau mulai meragukan kesetiaannku? Lalu untuk apa selama ini aku menunggumu, jika bukan krn cinta dan kesetiaanku padamu kakang Rama? " Sinta mulai menangis lagi,
"Apa kau tdk sadar Sinta, apa yg Rahwana perbuat padamu, kenapa dia menculikmu, aku melihat dr sorot matanya saat bertempur melawanku. Sampai detik terakhir dia mnghembuskan nafas. Aku sangat yakin begituuu besaar dia mencintaimu Sinta. Disaat itulah aku mulai khawatir, cemburu, takut, bahwa kau menyadarinya dan ada benih-benih cinta di hatimu." Jawab Rama, dgn tetap tak menatap Sinta.
"Jika kakang Rama tdk percaya, lihatlah aku. Aku rela membakar diriku untuk membuktikan bahwa ucapanku itu benar." Jawab Sinta dgn mantap, sambil berjalan menuju kobaran api besar. Sejengkal saja jarak sinta dgn api, lalu wuusshhh!!
Seketika api yg berkobar hebat itu padam, tertiup angin kencang, dan Sinta tak jadi terbakar, mukanya cemong-cemong berdebu akibat tiupan angin tsb. Trnyata itu ulah Hanoman.
"Cukup kang Rama, ada apa ini? mbak dewi Sinta sungguh sangat setia pada kang Rama. Kenapa kakang meragukan kesetiaannya?
Mari kita kembali ke hutan Dendaka, tempat dimana semua ini dimulai, dan kang Rama dan mbak dewi Sinta memulai kembali hidup bersama, bukankah itu yg kang Rama inginkan?" Tegas Hanoma pada Rama.
"Baiklah, ayo semuanya kita kembali ke hutan Dendaka! " Perintah Rama kepada semua pasukan.
Selama perjalanan tdk ada perbincangan antara Rama dan Sinta, bahkan mereka berjalan masing-masing. Sinta dgn kereta kuda pemberian Wibisana, dan Rama sendirian menunggangi kudanya dgn diikuti oleh Laksmana. Laksmana pun tak ada tegur sapa pada Sinta, mgkin dia msh kesal, krn kali terakhir pertemuannya dgn Sinta, Sinta menuduhnya yg tidak-tidak, dan itulah asal semua kejadian ini.
Singkat cerita, Rama dan Sinta kembali menjalin hubungan harmonis di kerajaan Ayodya, Bharata trnyata tak sanggup memegang kekuasaan sbg raja, dia sadar dia tak mampu, dan meminta Rama untuk menggantikanya. Namun, Rama menolak, Rama hanya bersedia menjadi penasehat kerajaan. Rama telah menuliskan beberapa wasiat dan petuah untuk menjadi pemimpin yg baik sbg bekal seorang raja.
Sekian purnama telah berlalu semenjak penyerangan ke negeri Alengka, ternyata kini Sinta telah hamil.
Desas-desus tak mengenakkan muncul, hingga trending topic di twitter dan FYP di tiktok, gosip kalau Sinta hamil bukan dr Rama. Hingga berita tsb terdegar Rama, Hanoman pun mndengar berita tsb dan krn yakin akan kesetiaan dewi Sinta, Hanoman langsung tanpa babibu mencari siapa biar kerok pembawa isu tak menyenangkan ini.
Dan ternyata benar saja, Hanoman menemukan seorang penyusup, sisa prajurit raksasa Alengka, yg tak lain adalah Kalamarica, yg menyamar sbg warga Ayodya da menyebarkan gosip yg meresahkan.
Duarrr! Terjadi pertarungan singkat antara Hanoman dan Kalamarica, dgn mudah Hanoman berhasil menggerus Kalamarica menjadi merica bubuk. Dan memberikan kepalanya pada Rama. "kakang Rama, berita itu bohong. Lihatlah, ada penyusup di negeri ini. Dialah yg telah mnyebarkan hoax itu." Lapor Hanoman pada Rama.
"Sudah kuduga, tapi bagaimana ini Hanoman, info tsb sdh bnyak yg forward, sudah trending dimana-mana. Lihat, sampai di grup WA kluarga besar kerajaan pun ada, tanda panahnya double, brarti sdh bnyak sekali yg forward. " Rama mulai bingung, bagaimana mencari solusinya.
"Mungkin untuk sementara kita asingkan dulu dewi Sinta, kembali ke hutan Dendaka." Lanjut Rama.
Kemudian Sinta yg sedang hamil besar, dibawa kembali ke hutan Dendaka untuk melakoni pengasingan, sampai anaknya lahir dan suasana kerajaan kembali kondusif. Kali ini pengasingan tidak dgn Rama, hanya Sinta dan beberapa org pasukan kerajaan yg ditugasi untuk menjaga Sinta.
Hingga suatu hari lahirlah anak kembar dari perut Sinta, di hutan Dendaka, bernama Lawa dan Kusa.
Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar